8.26.2014

HASIL OBSERVASI PSAK FISIP 2014

Pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 2014, saya dan kelompok saya mengadakan observasi ke daerah Lembah Abadi yang berada di Depok. Lembah Abadi adalah tempat tinggal bagi kalangan menengah ke bawah yang terletak di Depok. Disana kami dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil, saya kebetulan dikelompokkan dengan teman saya Avi.

Saya dan Avi pun memutuskan untuk mewawancarai seorang ibu-ibu penjaga warung. Kami mendapatkan tema wawancara mengenai listrik di daerah Lembah Abadi. Sang ibu penjaga warung mengatakan bahwa biaya listrik di daerah Lembah Abadi sudah termasuk dengan biaya sewa kontrakan, yaitu seharga Rp 250.000/bulan. Walaupun terkadang listrik di daerah Lembah Abadi mati karena kurang kuatnya daya listrik, tetapi sang ibu penjaga warung mengatakan bahwa hal itu tidak sering terjadi, dan dia serta keluarganya masih bisa memasang televisi, lampu, kipas angin, dsb. Namun, sang ibu penjaga warung menyinggung suatu permasalahan yang sangat menganggu di daerah Lembah Abadi, yaitu sulitnya untuk mendapatkan air bersih. Di daerah Lembah Abadi, warga setempat masih harus menimba air dari sumur untuk mendapatkan air bersih.

Selama observasi saya dan kelompok saya berkeliling daerah Lembah Abadi dan mengamati lingkungan keadaan sekitar, disana saya juga bertemu anak-anak warga Lembah Abadi. Mereka sangat senang dikunjungi dan suka sekali berfoto bersama. Saya pribadi merasa prihatin dengan keadaan Lembah Abadi. Padahal lokasi Lembah Abadi sangat dekat dengan komplek ruko dan perumahan elit, tak jauh juga dari Jalan Margonda Raya yang sudah jauh lebih maju dari segi infrakstruktur. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, mengapa Pemerintah Kota Depok hanya memfokuskan pembangunan di Jalan Margonda Raya?


 Avi, Ibu Penjaga Warung, Saya


Keadaan di Lembah Abadi